Akhlak Hikmah Konsultasi Syariah Bersama Ustadz

Mendambakan Anak Yang Shalih? Ini Kiatnya

Mendambakan Anak Yang Shalih

Assalamualaikum wr wb. Ustadz, adakah doa & amalan yang harus dikerjakan untuk melunakkan hati anak yang keras kepala. Saya mempunyai anak yang berumur 10 tahun,kalau dibilangin selalu melawan.
Mohon penjelasannya ya ustad

Jawaban:

Waalaikum Salam Wr Wb.

Setiap anak dilahirkan dalam kondisi suci, tiada dosa bak malaikat. Justeru anak adalah hasil didikan orang tuanya. Rasulullah Saw bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya menjadi yahudi, nasrani atau majusi”. (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Ra)

Anak sangat merekam apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar juga apa yang mereka rasakan. Ibarat kertas putih yang belum ternoda, satu titik kecil hitam akan sangat kelihatan. Demikianlah daya tangkap anak dalam merekam segala yang mereka lihat, dengar dan rasakan.

Keshalehan orang tua juga dapat mempengaruhi anak untuk menjadi seorang yang shaleh.  Muhammad bin Al Munkadir (wafat 130 H) mengatakan: “Sesungguhnya Allah Swt akan menjadikan dengan keshalehan seorang hamba menjadi sebab keshalehan anaknya, cucunya, dan orang-orang di sekitarnya, dan orang-orang di sekitar orang-orang di sekitar orang shaleh tersebut. Mereka senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah selama orang shaleh tersebut bersama mereka”. (Mushannaf Ibn Abi Syaibah, atsar no. 35415).

Selanjutnya makanan sangat mempengaruhi tabiat. Terutama faktor halal dan haram. Makanan yang syubhat terlebih lagi yang haram akan menggelapkan hati, serta mendorong keburukan bagi yang telah memakannya. Karena itu diriwayatkan dalam beberapa Atsar, bahwa jika seseorang terus menjaga untuk memakan yang halal selama 40 hari, niscaya Allah Swt akan memancarkan hikmah melalui tutur katanya. Sebaliknya makanan haram akan menjadikan orang yang mengkonsumsinya mau atau tidak terjerumus dalam kemaksiatan.

Imam Ahmad bin Hanbal ketika ditanya, bagaimana cara agar hati tenang dan dekat dengan Allah Swt, beliau menjawab teruslah menjaga makanan agar tidak mengandung keharaman dan syubhat.

Jika demikian hebatnya pengaruh makanan pada orang dewasa, apalagi pada anak kecil yang belum memiliki kematangan dalam mental dan fikirannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan, kiat agar anak kita menjadi anak yang shaleh, taat, rajin dan bahagia hidupnya adalah dengan menjaga matanya, telinganya, perasaannya dan juga makanannya agar tidak tersentuh dengan yang syubuhat (samar-samar status kehalalannya) apalagi dengan yang haram.

Dengarkan anak al Quran, zikir dan selawat sebanyak mungkin, tanamkan tauhid sedini mungkin, ajarkan adab dan akhlak yang mulia melalui kisah Nabi Muhammad Saw, sahabat dan orang-orang shaleh.
Jelas semua hal ini tidak akan tercapai jika orang tua tidak memberikan waktu yang istimewa untuk bersama anak-anak mereka terutama di tujuh tahun pertama, selanjutnya di tujuh tahun kedua.

Rasulullah Saw memerintahkan para orang tua untuk memuliakan anak-anak mereka.

ْأَكْرِمُوْا أَوْﻻَدَكُمْ وَأَحْسِنُوْا أَدَبَهُم

“Muliakanlah anak-anak kalian, dan indahkanlah adab mereka”. (HR. Ibnu Majah dan Al Qudha’i dari Anas bin Malik Ra).

Karena itu muliakanlah anak dengan kata-kata nasehat yang bijak dan penuh hikmah, jangan hancurkan perasaannya, bermainlah bersama mereka di usia tujuh tahun awal. Selanjutnya tanamkan keberanian yang berakhlak, ajak ia berfikir, berikan pendidikan dan pengajaran yang layak di usia tujuh tahun kedua. Tanamkan kedewasaan dalam mengambil sikap, ajarkan kemandirian dan bersiap untuk merancang masa depan di tujuh tahun ketiga. Sehingga ketika tiba tujuh tahun berikutnya mereka telah siap kemandiriannnya, kedewasaannya, dan juga jiwa kepemimpinan mereka.

Mudah-mudahan anak ibu demikian pula anak-anak kita akan menjadi anak shaleh dan bahagia dunia-akhirat.

Adapun doa untuk anak kita agar mereka shaleh, baik mendoakan sebagaimana yang diajarkan oleh para guru kami adalah:

اللَّهٌمّّ بَارِكْ فِيْ أَوْلاَدِيْ وَلاَ تَضُرَّهُمْ، وَوَفِّقْهُمْ لِطَاعَتِكَ، وَارْزُقْنِيْ بِرَّهُمْ

“Ya Allah… Berkahilah anak-anakku dan janganlah Engkau memudharatkannya, berikanlah taufik agar mereka berada dalam ketaatanMu, dan anugerahkanlah bagiku kebaikan mereka”.

Allaahumma Aamiiin…

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.