-Fikih Konsultasi Syariah Bersama Ustadz

Hukum Shalat di Belakang Imam Yang Tidak Fasih

Assalamualaikum ustadz.

Semoga Ustadz selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah Ta’ala. Sebelumnya sy mhn ampun pd Allah… Izin bertanya ustadz:

1. Saya sekarang tidak mengikuti lagi shalat fardhu di mesjid gampong kami, berhubung imam masjid maupun imam pengganti lebih sering membaca Alfatihah dan ayat2 yg salah. Terkadang sy keluar dari barisan jamaah untuk shalat sendiri atau terpaksa shalat ulang jika imam membaca Alfatihah salah. Imam sering membaca اِھْدِنَا (ihe), الۡمَغۡضُوۡبِ (mageḍụbi), meng-qalqalah-kan bacaan tsb.
2. Demikian jg dgn Ramadhan ini, terus terang sy sangat sedih. Krn tdk bs ikut shalat tarawih berjamaah di masjid. Dikarenakan alasan yg sama. Ada bbrp x sy ikut tarawih (dgn harapan imam nya kali ini benar bacanya), mmg imam berganti (ada imam dari luar gampong/imam tamu) tetapi sy menemukan kondisi bacaan baik alfatihah maupun surat lainnya yg terkadang salah panjang pendeknya, makrajnya, hukumnya, selain itu imam suka “ngebut”. Shg sy ambil keputusan untuk pulang tdk mengikuti rakaat berikutnya dan melanjutkan shalat sendiri di rmh. Sy minta shalat di masjid lain, tetapi suami sy tdk memberi izin. Walaupun ia sdh tahu alasan sy. Suami sy blg, lebih baik memakmurkan mesjid kita sendiri dl dr pd masjid yg lain.
3. Sebenarnya hal ini sdh terjadi bertahun2 krn imam gampong masih itu2 saja.

Pertanyaan:
“Apakah tindakan sy ini salah, krn tdk mau ke masjid berjamaah? Ataukah sy terlalu ego hingga tdk mau ikut imam walaupun hanya salah sedikit2 saja dr bacaan imam?”?

Mhn arahannya ustadz
Syukran.?
Ibu Afnina

Jawaban:
Waalaikum Salam wr wb.
Bu Afnina…
Terkait makharijul huruf dan kesalahan dalam ilmu tajwid ada dua kategori.

Pertama: Khathak Jali yaitu kesalahan besar yang dapat merubah makna ayat. Maka tidak boleh bagi yang faham bacaan benar shalat di belakang mereka.
Seperti bacaan yang merubah huruf: ذ menjadi ز.
Begitu juga bacaan أنعمتَ dibaca أنعمتِ tentu maknanya jauh berbeda.

Kedua: khathak khafi yaitu kesalahan halus dan sederhana. Hanya kaum yang belajar ilmu tajwid secara mendalam yang tahu. Seperti mengqalqalahkan huruf yg seharusnya tidak diqalqalahkan atau lainnya. Maka kesalahan ini tidak mengharuskan kita keluar dari jamaah. Sebab jika demikian hampir semua mesjid kita yang mendalami ilmu tajwid tidak bisa menjadi makmum mereka.
Dari pertanyaan Ibu kelihatannya imamnya masuk dalam kategori kesalahan yang kedua. Jadi tidak mesti ditinggalkan.

Adapun terkait imam yang ngebut jika meninggalkan thumakninah dengan keseluruhan dalam arti tidak sempat membaca tasbih dengan perlahan walau hanya sekali maka hakikatnya shalatnya tidak sah.

Adapun jika ngebutnya masih ada thumakninah, namun masalahnya kita tidak nyaman maka baiknya ditinggalkan. Sebab hakikat shalat itu diperlukan kekhusyukan. Jika tidak maka kita tidak merasakan makna dari shalat itu sendiri. Maka boleh saja mengikut imam di shalat Isya saja lalu terawihnya di rumah. Sebab kebiasaannya imam menjaga thumakninah dengan sempurna pada shalat Isya, ngebutnya hanya pada terawih pada sebahagian mesjid.

Wallahu A’lam.

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.