-Fikih Fikih Thaharah Fikih Wanita Konsultasi Syariah Bersama Ustadz

Tentang Berapa Lama Masa Nifas Bagi Wanita Yang Baru Melahirkan

Tentang Berapa Lama Masa Nifas Bagi Wanita Yang Baru Melahirkan

Tentang Berapa Lama Masa Nifas Bagi Wanita Yang Baru Melahirkan

Assalamualaikum Ustadz Awwaluz Zikri… Mohon penjelasan tentang lama nifas pada wanita habis melahirkan, sebelumnya Terima kasih

Ustadz Maulana

Jawaban:

Wa’alaikum Salam wr wb.

Darah nifas adalah darah yang keluar “setelah” sempurna melahirkan bukan sebelum atau sedang. Dinamakan dengan Nifas sebab keluarnya adalah dengan keluar Nafsun (jiwa) yaitu sang anak. (Al Iqna’, 1/82)

Dengan demikian darah yang keluar ketika proses melahirkan atau sebelum melahirkan tidak dinamakan Nifas sebab anak belum keluar sepenuhnya, dan tidak dinamakan haidh sebab keluar darah ini dampak dari proses melahirkan. Darah tersebut dinamakan dengan darah fasad (rusak) seperti istihadhah, jika hendak shalat harus dibersihkan terlebih dahulu lalu mengambil wudhuk.

Para ulama mengatakan darah nifas sekurang-kurangnya adalah sekejap setelah melahirkan. Kebiasaannya 40 hari. Dan selama-lama waktu nifas adalah 60 hari. (Syeikh Muhammad Ali Al Khathib, Risalah fi Ahkam Al Haidh wa An Nifas wa Al Istihadhah, h. 21).

Jika setelah 60 hari masih keluar, dikatakan darah istihadhah (penyakit).  Kewajiban shalat tidak lagi gugur.

Terkait dengan selama-lama masa nifas 60 hari: jika seorang ibu melalui nifas selama 40 hari lalu darahnya berhenti selama 10 hari, lalu darah keluar lagi maka darah yang kedua ini demikian pula dengan masa berhenti darah 10 hari dinamakan dengan nifas sebab masih dalam masa 60 hari dan masa selang antara dua darah (yaitu masa tidak keluar darah) hanya 10 hari tidak mencapai 15 hari yang merupakan sekurang-kurang masa suci.

Adapun jika sang ibu melahirkan dan keluar darah selama 40 hari dan di hari ke empat puluh satu darah berhenti hingga 15 hari. Lalu hari ke lima puluh enam darah kembali keluar maka darah yang kedua ini tidak dinamakan nifas namun dinamakan dengan darah haidh. Sebab jarak antara kedua darah tersebut mencapai 15 hari yang merupakan sekurang-kurang masa suci. (Syeikh Muhammad Ali Al Khathib, Risalah fi Ahkam Al Haidh wa An Nifas wa Al Istihadhah, h. 66).

Wallahu A’lam

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.