Hikmah Konsultasi Syariah Bersama Ustadz

Menyikapi Cobaan dan Musibah

Menyikapi Cobaan dan Musibah

Menyikapi Cobaan dan Musibah

Assalamualaikum Wr Wb.
Ustad ustad saya ingin bertanya apa yang harus saya lakukan agar saya bisa kuat dengan cobaan yang diberikan Allah ke pada saya karena dari saya kecil sampai dewasa saya selalu dihadapi dengan banyak masalah tanpa henti-hentinya ustad dari ortu yang tidak peduli lagi dengan saya karena mereka sudah punya keluarga masing-masing dari pernikahan mereka masing-masing ustad dan apakah yg sy hadapi ini ujian atau teguran Yang ALLAH berikan kepada saya ustad.

Sari Dewi

Jawaban:

Wa’alaikum Salam Wr Wb
Saudari Sari Dewi…
Hidup ini semuanya adalah cobaan. Nikmat maupun musibah, senang maupun susah adalah cobaan dari Allah Swt.
Allah Swt berfirman:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُور

“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Al-Mulk, ayat: 1-2)

Cobaan yang kita terima bukanlah untuk merendahkan atau memperhinakan kita, namun sebenarnya ia adalah kesempatan kita untuk berprestasi meraih ridha Allah Swt dan pahala sebanyak-banyaknya.

Satu-satunya amalan yang tidak disebutkan batasan pahalanya adalah amalan shabar. Allah Swt berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az-Zumar ayat: 10).

Setiap kita jika ditimpa mushibah sepatutnya bersyukur setidaknya karena tiga sebab:
1. Bersyukur karena musibah kita tidak lebih besar dari yang kita alami. Jika kita lihat korban Tsunami dulu dan juga korban perang, jangankan orang tuanya, adiknya, kakaknya dan seluruh sanak famili mereka meninggal dunia.

2. Bersyukur karena musibah tersebut bukan dalam urusan agama kita. Alhamdulillah kita masih berakidah dan beribadah secara benar.

3. Bersyukur karena Allah Swt memberikan kesempatan untuk meraih pahala setinggi-tingginya.

Dalam hadits Rasulullah Saw bersabda:

ﺇﻥ اﻟﻌﺒﺪ ﺇﺫا ﺳﺒﻘﺖ ﻟﻪ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻣﻨﺰﻟﺔ ﻟﻢ ﻳﺒﻠﻐﻬﺎ ﺑﻌﻤﻠﻪ، اﺑﺘﻼﻩ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺟﺴﺪﻩ ﺃﻭ ﻓﻲ ﻣﺎﻟﻪ ﺃﻭ ﻓﻲ ﻭﻟﺪﻩ، ﺛﻢ ﺻﺒﺮﻩ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﻳﺒﻠﻐﻪ ﻣﻨﺰﻟﺘﻪ اﻟﺘﻲ ﺳﺒﻘﺖ ﻟﻪ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ

“Sesungguhnya seorang hamba jika telah ditentukan oleh Allah Swt kelak akan berada di derajat yang tinggi (pada hari kiamat) yang tidak dapat mencapainya dengan amalannya, maka Allah Swt berikan kepadanya cobaan pada tubuhnya, atau hartanya, atau anaknya kemudian Allah Swt berikan kesabaran padanya sehingga ia dapat mencapai derajat yang tinggi tersebut”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Umar Ra juga pernah mengatakan:

والله لا أبالي على أي حال من حال الدنيا أصبحت بخير أم بشر في رخاء أم ضيق فرح أو حزن ما دمت مسلما.

“Demi Allah aku tidak peduli bagaimana kondisiku di dunia, baik berpagi dalam kondisi baik atau tidak, lapang atau sempit, gembira atau duka selama aku masih sebagai seorang yang muslim”. (Al Faraj Ba’da as Syiddah karya Ibnu Abid Dunya hadits no. 13).

Bagaimanapun juga kita harus ridha dengan segala yang telah Allah Swt tetapkan, karena hal tersebut telah Allah Swt tentukan dari sebelum adanya langit dan bumi.

Wabillahit Taufiq

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

(1) Komentar

  1. Tri rahmayani menulis:

    Terimakasih ilmu nya ustad. Smg sy dan keluarga masuk ke dlm golongan org2 yg bersabar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.