Hikmah

Inilah 7 Pintu Syaitan dan 7 Pintu Keluarnya

Pintu Syaitan

Pintu Syaitan

7 Pintu Syaitan
(Dari kitab Minhajul Abidin karya Imam Al Ghazzali)

Petunjuk ilahi:

(إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ)
“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.
[Surat Fatir 6]

(أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ)
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu”.
[Surat Ya-Seen 60]

Hakikatnya syaitan tidak masuk ke dalam diri seseorang melainkan sejauh keburukan yang terdapat pada peribadi orang tsb.
Setiap kali kita kuat maka semakin lemah peluang bagi syaitan untuk masuk ke dalam diri kita.

Inti dari kajian ini adalah agar kita tahu bahwa kita memiliki musuh yang senantiasa mengintai kelemahan kita. Dan tujuannya adalah agar kita dapat melihat diri kita sendiri, lalu memuhasabah diri, sehingga tidak ada celah buat masuknya syaitan dalam ibadah yang kita lakukan.

7 pintu syaitan dalam menggoda anak adam dan berikut jawabannya:

1. Mencegah manusia dari beramal. Kamu letih tidak perlu beramal dan Allah Maha Pengampun
=> Jawaban: Aku butuh amalan agar Tuhanku ridha terhadapku. AmpunanNya bagi mereka yang diridhaiNya.

2. Menunda-nunda. Nanti saja, kamu masih muda, belum menikah dst.
=> Jawaban: Ingat mati datang tanpa jadwal terdahulu dan bahwa setiap hari ada amalannya. Jika amalan hari ini ditunda keesok maka hari esok akan semakin bertambah tugasnya.

3. Buru-buru. Silahkan engkau beribadah, tapi segerakan tidak perlu berlama-lama yang penting engkau telah beramal.
=> Jawaban: Perlu khusyuk. Jgn sampai ibadah yang dilakukan mati tidak ada rohnya sebab ketiadaan kekhusyukan.

4. Riya (memamerkan ibadah agar dilihat oleh orang lain)
Hati² terkadang syaitan memperdaya seolah yang kita lakukan akan menjadi tauladan bagi orang lain, lalu kita terjerat dalam riya.
Sedekah rahasia pada masa Syeikh Abdul Wahab as Sya’rani.
=> Jawaban: Cukup pandangan Allah bagiku

5. Ujub (kagum dengan ibadah sendiri)
=> Jawaban: Ini adalah pemberian Allah Swt semata. Tidak layak aku berbangga dengan amalanku.

6. Beramal secara rahasia namun berharap agar diketahui oleh orang lain. Rahasiakanlah, tidak masalah, nanti akan Allah tampakkan kepada orang lain.
=> Jawaban: Wahai musuh Allah.. Hingga kini engkau masih menggodaku? Aku adalah hamba Allah, Allah adalah Tuanku. Jika ia berkehendak menampakkannya Ia akan tampakkan, jika tidak maka Dia tidak akan menampakkannya. Cukuplah amalanku diketahui oleh Tuhanku.

7. Engkau tidak butuh amalan. Sebab jika engkau ditakdirkan bahagia maka tidak masalah jika engkau tidak beramal. Demikian pula jika engkau celaka maka amalan tidak akan menyelamatkan engkau.
=> Jawaban: Aku seorang hamba yang harus patuh pada Tuhannya. Jika aku bahagia maka aku butuh tambahan pahala. Jika aku celaka maka masuknya aku ke dalam neraka dg amalan lebih baik dari pada tanpa amalan. Namun bagaimana? bukankah janjiNya benar? Allah menjanjikan pahala bagi yang taat dan akan masuk ke syurga. Dengan demikian masuknya aku ke syurga bukan karena amalan namun karena janjiNya yang benar.

(وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ ۖ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ)
“Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan tempat ini kepada kami sedang kami (diperkenankan) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka (surga itulah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal”.
[Surat Az-Zumar 74]

Wabillahit Taufiq

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.