Rasulullah Saw. bersabda:
من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah pahamkan baginya urusan agama”. HR. Al Bukhari – Muslim.
Hadis ini dengan jelas mengatakan bahwa salah satu tanda Allah SWT menghendaki kebaikan pada seseorang adalah dengan jalan memberikan kepahaman baginya dalam urusan agamanya, dan inilah ilmu Fikih.
Terdapat kisah menarik dari Abu Hanifah ketika permulaan beliau menuntut ilmu. Beliau berkata: Ketika daku hendak menekuni ilmu, aku perhatikan setiap ilmu, semuanya ku letakkan di depan mataku. Ku baca satu persatu, dan aku membayangkan kesudahannya. Pertama sekali yang ku lihat adalah ilmu kalam, ternyata kesudahannya adalah buruk, dan manfaatnya sedikit. Dan apabila seseorang sempurna dalam ilmu kalam, niscaya dia tidak bisa bicara terang-terangan, dan niscaya dituduh dengan tuduhan yang buruk.
Kemudian ku perhatikan ilmu Adab dan Nahu. Ternyata kesudahannya nanti daku hanya akan duduk dengan anak kecil yang belajar Adab dan Nahu. Kemudian ku perhatikan Ilmu Sya’ir, ternyata kalaupun daku berhasil menguasainya kerjaku hanyalah memuji dan menyanjung orang, dan bisa jadi kata-kataku hanya dusta dan mencerai-beraikan agama. Kemudian ku perhatikan lagi ilmu Qiraat. Ternyata kesudahannya aku akan duduk dengan orang-orang yang baru belajar, mereka akan memintaku membenarkan bacaan mereka, lagi pula ilmu Alquran dan mempelajari makna-maknanya sangat sulit.
Lalu aku berazam ingin mempelajari Hadis. Namun kalau aku ingin menghafal hadits sebanyak-banyaknya, niscaya aku butuh umur yang panjang. Dan bisa saja mereka akan menuduhku sebagai seorang pendusta dan buruk hafalan hingga ke hari kiamat.
Kemudian Aku lihat ilmu Fikih. Setiap kali ku perhatikan ilmu Fikih dari segala sudutnya, aku semakin mengaguminya, tidak ada kecacatan padanya. Dan ku perhatikan juga, bahwa: ibadah fardhu, menegakkan agama dan beribadah tidak akan sempurna tanpanya. Segala perkara dunia dan akhirat pun tidak akan sempurna tanpa ilmu ini…(Dari kitab Tarikh Baghdad, dan biografi Abu Hanifah karangan Syeikh Muhammad Abu Zuhrah)