Hikmah

Usia bukan halangan dalam mencari ilmu

The-First-Grader-2-HR

Dari Qubaishah bin Al Makhariq Ra: Aku mendatangi Rasulullah Saw lalu beliau berkata: “Wahai Qubaishah apa yang menyebabkan engkau datang?”, aku jawab: usiaku telah tua, tulangku juga telah lemah, aku mendatangimu agar engkau ajarkan aku sesuatu yang Allah Ta’ala berikan manfaatnya bagiku.

Rasulullah Saw pun bersabda: “Wahai Qubaishah,,, tidaklah engkau melewati batu, pohon, ataupun lembah, melainkan semuanya beristighfar (memohonkan ampunan) untukmu. Wahai Qubaishah jika engkau telah melaksanakan shalat Shubuh bacalah: Subhanallahil ‘Azhim Wa Bihamdih, niscaya engkau akan terhindar dari kebutaan (rabun), lepra, dan kelumpuhan. Wahai Qubaishah (lalu) bacalah doa ini:

اللهم إني أسألك مما عندك فأفض علي من فضلك، وانشر علي رحمتك، وأنزل علي من بركاتك

Ya Allah sesungguhnya aku memohon apa yang ada di sisiMu, limpahkanlah karuniaMu kepadaku, tebarkanlah rahmatMu kepadaku, curahkanlah keberkahanMu kepadaku”. (HR. Ahmad dalam Musnadnya)

Hadits ini menunjukkan banyak faidah, diantaranya keutamaan menuntut ilmu walau telah berusia lanjut. “Wahai Qubaishah, tidaklah engkau melewati batu, pohon, ataupun lembah, melainkan beristighfar (memohonkan ampunan) untukmu”.

Tentang keutamaan menuntut ilmu Abu Darda’ Ra juga meriwayatkan: aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:

“Siapa menempuh jalan menuntut ilmu, Allah Swt akan permudahkan jalan baginya ke surga. Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya bagi penuntut ilmu karena ridha dengan apa yang diperbuatnya. Dan sesungguhnya orang yang alim diistighfarkan oleh penghuni langit dan bumi juga ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim atas abid layaknya keutamaan bulan purnama dari bintang-bintang lainnya (dalam hal kecerahan cahayanya).

Dan sesungguhnya para ulama adalah warisan para Nabi. Dan para Nabi tidak pernah mewariskan dinar maupun dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mendapatkan warisan tersebut, berarti ia telah mendapatkan bagian yang sangat banyak”.
(HR. At Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam shahihnya).

– Ibnu Hazam (456 H) mulai menuntut ilmu di usia 26 tahun.
– Syeikh Zakaria Al Anshari (926 H) menuntut ilmu juga di usia 26 tahun.

Ada kisah menarik bagaimana permulaan beliau menuntut ilmu yaitu ketika beliau masuk toko baju, beliau tertarik dengan sebuah jubah lalu beliau kenakan. Sang pemilik toko marah dan memerintahkan beliau agar membuka jubah tersebut seraya berkata: “Jubah ini tidak boleh dikenakan melainkan oleh Syeikhul Islam”.
Lalu Syeikh Zakaria mulai terjun ke dunia ilmu dan terus menekuninya hingga beliau menjadi Syeikhul Islam di zamannya.

– Imam Al Qaffal Al Marwazy As Syafi’i (417 H) baru mulai menuntut ilmu di usia 30 tahun.
Dan banyak lainnya,,, Rahimahumullah jami’an….

Tuntutlah ilmu, walau telah berusia dan walau telah berilmu sekalipun. Karena tidak ada yang merasa alim melainkan ia bodoh, dan tidak ada yang merasa bodoh melainkan ia akan menjadi orang alim.

“Dua hal yang manusia tidak pernah kenyang. Ilmu dan harta”.

Andalucia – Cairo, 21.1.2016

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.