Hikmah

Subhanallah… Ternyata Kita Diperbolehkan Bermaksiat Asalkan Dapat Memenuhi 5 Persyaratan Ini

sufism-iran-traveling-center

Seorang pemuda mendatangi Ibrahim bin Adham (162 H), lalu berkata: “Wahai Syeikh… Nafsuku selalu mendorongku melakukan maksiat, nasihatilah diriku!?”

Ibrahim bin Adham berkata (+): “Jika nafsumu mengajakmu melakukan maksiat kepada Allah ikuti saja tidak apa-apa! Namun aku memberikanmu 5 syarat!”

Sang pemuda mengatakan (-): “Berikan syarat-syarat tersebut kepadaku!”

(+): “Jika engkau hendak bermaksiat kepada Allah bersembunyilah di tempat yang tidak dilihat oleh Allah Swt!”
(-): “Subhanallah,,, bagaimana aku bersembunyi dariNya, sedangkan Dia Maha Yang tidak tersembunyi bagiNya segala sesuatu?”
(+): “Subhanallah,,, Lalu mengapa engkau tidak malu bermaksiat kepadaNya sedangkan Dia tidak ada yang tersembunyi bagiNya segala sesuatu?!?”
(-): Terdiam… lalu berkata: “Baiklah, tambahkan bagiku!”

(+): “Jika engkau hendak mendurhakai Allah, jangan di atas bumi milikNya!”
(-): “Subhanallah,,, Lalu kemana aku harus pergi? Bukankah segala yang ada di alam ini milikNya?!”
(+): “Lalu engkau tidak malu mendurhakaiNya?! padahal engkau tinggal di atas bumiNya?!!”
(-): Terdiam… lalu berkata: “Baiklah, tambahkan bagiku!”

(+): ” Jika engkau hendak mendurhakaiNya janganlah engkau makan rezekiNya!”
(-): “Subhanallah,,, Bagaimana aku dapat hidup tanpa memakan rezeki pemberianNya?!?”
(+): “Lalu engkau tidak malu mendurhakaiNya?! Padahal Dia telah memberikan makan dan minum bagimu agar engkau kuat dan sehat?”.
(-): Terdiam… lalu berkata: “Baiklah, tambahkan bagiku!”

(+): “Jika engkau hendak melakukan maksiat, kelak jika engkau akan diseret oleh malaikat  Zabaniyah menuju neraka janganlah engkau turuti mereka!”
(-): “Subhanallah,,, Dari mana aku mendapatkan kekuatan melawan mereka?”

(+): “Jika kelak engkau membaca dosa-dosamu tertulis di dalam lembaran amalanmu, pungkiri saja bahwa engkau tidak pernah melakukannya!”
(-): “Subhanallah,,, Lalu dimanakah para malaikat pencatat amalan, raqib dan atid juga seluruh anggota tubuhku yang akan menjadi saksi?!!”

(-): Sang pemuda mulai menangis, lalu beranjak sambil terus mengulang-ulang: “Lalu dimanakah para malaikat pencatat amalan, raqib dan atid juga seluruh anggota tubuhku yang akan menjadi saksi?!!”

اللهم اغفر لنا و ارحمنا و تب علينا

 

“Ya Allah Tuhan kami, ampunilah kami, sayangilah kami, berikanlah taufiq bagi kami untuk bertaubat lalu terimalah taubat kami!”.

(Disarikan bilma’na dari kitab: At Tawwabin hal. 168-169, karya Muwaffiquddin Ibnu Qudamah, cet. Dar Ibn Hazm-Beirut).

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.