Hikmah

Periksa Hatimu. Jangan Sampai Terjangkiti Penyakit Berbahaya Ini

bahaya hasad

bahaya hasad

Matahari tengah bimbang. Ragu untuk melangkah siang, tapi terlalu sayang untuk melepas malam. Embun pagi masih mengambang, mengapung mengecupi pipi-pipi para santri yang tengah berlarian ke sana kemari menuju madrasah masing-masing, tempat pengajian pagi akan digelar.

Saya paling senang pengajian pagi. Dalam dingin yang menggigit dan perut yang belum terisi, menyimak dan mencerna serta menghafal kaidah ilmu alat menjadi lebih mudah. Meski kesenangan itu kadang tumbang terkalahkan kantuk sisa kelelahan semalam. Kalau sudah terlalu banyak yang tumbang begini, sang ustadz biasanya segera mendongeng untuk kami.

Seperti pagi itu. Dan inilah dongengnya:

******

Kisah ini berlatar dan bernuansa arab kerajaan. Dikisahkan terdapat dua orang pemuda yang hidup di sebuah negeri. Dua pemuda dengan sifat yang sama sekali berbeda. Yang satu amat sangat pendengki, dan si pemuda lain ini amat sangat serakah. Dan karena sifat ekstrim inilah, keduanya menjadi terkenal di negeri itu.

Dan seiring berjalannya waktu, kabar tentang sifat keduanya inipun sampai ke telinga raja. Kabar bersambut, dan dipanggillah dua pemuda ini ke hadapan raja.

Di hadapan kedua pemuda ini, Raja memberi titah berupa tawaran akan memberikan apapun yang diminta pemuda ini, dengan ketentuan hanya satu orang yang mengajukan permintaan, dan apapun hal yang diminta pemuda ini, akan diberikan dua kali lipat kepada pemuda satunya.

Menghadapi titah seperti ini, kedua pemuda itu kebingungan. Keduanya bimbang dan masing-masing merasa tak rela jika yang lain mendapatkan pemberian raja bernilai dua kali lipat dibanding dirinya. Keduanya mulai berselisih tentang siapa yang hendak mengajukan permintaan. Si pendengki tak bakal rela hatinya jika ia yang mengajukan permintaan dan lalu melihat pemuda lain mendapat anugerah yang berlebih dua kali lipat dibanding dirinya. Si serakah merasa ingin agar seluruh pemberian Raja itu hanya diperuntukkan buat dirinya.

Tapi raja tak bisa menunggu, hingga dengan terpaksa salah satu pemuda itu, yang memiliki sifat amat pendengki menjadi volunteer untuk mengajukan sebuah permintaan.

Dan inilah permintaan pemuda pendengki itu.

“duhai raja, amat berat diantara kami untuk memutuskan siapa yang akan mengajukan permintaan. Tapi demi paduka, hamba akhirnya merelakan diri untuk mengajukan sebuah permintaan. Permintaan hamba adalah, tolong paduka congkel bola mata kiri saya”

******

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ ». أَوْ قَالَ « الْعُشْبَ

“Hati-hatilah kalian dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar atau semak belukar (rumput kering)

لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Seandainya anak keturunan Adam memiliki dua lembah harta niscaya dia masih akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau bertaubat.”

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.