Hikmah

Inilah Golongan-Golongan Manusia Terbaik Menurut Quran dan Hadits. Anda Termasuk Yang Mana?

Orang-Orang Terbaik Menurut Quran dan Hadits

Orang-Orang Terbaik Menurut Quran dan Hadits

Hidup di akhir zaman banyak tantangan. Diantara tantangan tersebut adalah anggapan setiap diri merasa lebih baik dibandingkan dengan orang lain.
Selayaknya jika kita lebih baik niscaya kita akan dikaruniakan oleh Allah Swt akhlakul karimah yang dengannya justeru kita merasa diri rendah di kalangan para hamba Allah Swt. Kita tidak akan sombong, kita akan berendah hati.

Selanjutnya koridor kebaikan itu bervariasi dan relatif. Jika ditinggalkan kepada pandangan manusia, sungguh pandangan mereka berbeda-beda. Sebahagian orang masih ada yang beranggapan bahwa meninggikan diri itu kemuliaan dan merendah hati sebuah kelemahan. Sebahagian lainnya beranggapan orang yang mulia itu yang memiliki harta yang banyak atau pangkat yang tinggi. Sebahagian lainnya menganggap bahwa ilmulah yang menjadikan seseorang lebih mulia dan lebih baik.

Tidak sedikit beranggapan bahwa dirinya lebih baik dari pada orang lain. Diantara indikasinya yang paling mudah mendeteksinya adalah jika dinasehati masih sulit menerima kebaikan dari pemberi nasehat tersebut. Rasulullah Saw bersabda: Takabbur itu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Tidak suka dinasehati pertanda keras hati dan tinggi diri atau lazim disebut takabbur.

Lalu apakah jika seseorang merasa puas atau Qana’ah dengan apa yang Allah berikan kepada kita dinamakan merasa diri lebih baik daripada orang lain? Ada perbedaan antara sikap pandai bersyukur dengan merasa diri lebih baik. Bersyukur adalah interaksi kita kepada Allah Swt, merasa apa yang ditetapkan oleh Allah adalah yang terbaik bagi kita. Sedangkan merasa diri lebih baik itu adalah pandangan kita dalam membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

Setelah kita fahami bahwa neraca kebaikan itu berbeda-beda terutama jika dikembalikan kepada pandangan manusia maka kita harus punya rujukan yang akurat dan benar. Tiada rujukan yang akurat selain kembalilah kepada referensi akurat kita yaitu Al Quran dan Al Hadits.

Rasulullah Saw dalam beberapa hadits menyebutkan manusia-manusia terbaik. Diantara mereka ada yang tidak mungkin bagi kita mencapainya, diantaranya seperti sabda Rasulullah Saw:

ﻋﻤﺮاﻥ ﺑﻦ ﺣﺼﻴﻦ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ، ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺧﻴﺮﻛﻢ ﻗﺮﻧﻲ، ﺛﻢ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﻠﻮﻧﻬﻢ، ﺛﻢ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﻠﻮﻧﻬﻢ» (البخاري ومسلم)

Dari Imran bin Hushain Ra ia berkata: bersabda Rasulullah Saw: “Sebaik-baik kalian adalah manusia yang berada di kurunku, lalu di kurun setelah mereka, lalu dikurun setelah mereka”. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Namun ada pula manusia-manusia terbaik yang disebutkan sifat mereka oleh Rasulullah Saw dan dengan ilmu, azam dan amal insya Allah kita akan mampu mencapainya. Dalam kutubussittah ditambah sunan imam Ahmad kiranya terdapat 7 sifat manusia terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah Saw. Mereka adalah:

1. Manusia yang terbaik pertama adalah yang senang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya:

ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: (ﺧﻴﺮﻛﻢ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﻋﻠﻤﻪ) رواه البخاري ومسلم

Dari Utsman bin Affan Ra dari Nabi Saw beliau bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al Quran dan mengajarkannya”. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

2. Manusia yang terbaik adalah yang paling baik akhlaknya:

عن عبد الله بن عمرو أنه ذﻛﺮ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ: ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﺎﺣﺸﺎ ﻭﻻ ﻣﺘﻔﺤﺸﺎ، ﻭﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: (ﺇﻥ ﻣﻦ ﺃﺧﻴﺮﻛﻢ ﺃﺣﺴﻨﻜﻢ ﺧﻠﻘﺎ) رواه البخاري ومسلم

Dari Abdullah bin Amru bahwa ia menyebutkan perihal Rasulullah Saw: Adalah beliau tidak memburukkan orang lain dan bukanlah orang yang jelek. Lalu ia berkata: bersabda Rasulullah Saw: “Sesungguhnya yang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya”. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

3. Manusia yang terbaik adalah ketika melunasi hutang memberikan pelunasan dengan cara yang terbaik:

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: ﻛﺎﻥ ﻟﺮﺟﻞ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺣﻖ، ﻓﺄﻏﻠﻆ ﻟﻪ، ﻓﻬﻢ ﺑﻪ ﺃﺻﺤﺎﺏ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻘﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «دعوه فإن ﻟﺼﺎﺣﺐ اﻟﺤﻖ ﻣﻘﺎﻻ»، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻬﻢ: «اﺷﺘﺮﻭا ﻟﻪ ﺳﻨﺎ، ﻓﺄﻋﻄﻮﻩ ﺇﻳﺎﻩ»، ﻓﻘﺎﻟﻮا: ﺇﻧﺎ ﻻ ﻧﺠﺪ ﺇﻻ ﺳﻨﺎ ﻫﻮ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺳﻨﻪ، ﻗﺎﻝ: «ﻓﺎﺷﺘﺮﻭﻩ، ﻓﺄﻋﻄﻮﻩ ﺇﻳﺎﻩ، ﻓﺈﻥ ﻣﻦ ﺧﻴﺮﻛﻢ، ﺃﻭ ﺧﻴﺮﻛﻢ ﺃﺣﺴﻨﻜﻢ ﻗﻀﺎء (البخاري ومسلم)
Dari Abu Hurairah Ra ia berkata: Adalah seseorang memiliki piutang ke atas Rasulullah Saw, ia berkata kasar kepada Rasulullah Saw sehingga para sahabat marah, lalu bersabda Rasulullah Saw: “Biarkan ia, sesungguhnya orang yang punya piutang lebih berhak berbicara”. Lalu beliau bersabda kepada sahabat: “Belikan baginya unta yang seumur dengan untanya”. Para sahabat pun berkata: kami tidak mendapatkan unta melainkan yang lebih baik dari umur untanya (lebih besar/lebih tua). Rasulullah Saw bersabda: “Belikanlah yang demikian untuknya, karena sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam melunaskan hutang”. (HR. Muslim)

4. Manusia yang terbaik adalah yang paling baik terhadap keluarganya:

ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻗﺎﻝ: (ﺧﻴﺮﻛﻢ ﺧﻴﺮﻛﻢ ﻷﻫﻠﻪ، ﻭﺃﻧﺎ ﺧﻴﺮﻛﻢ ﻷﻫﻠﻲ) رواه أبو داود وابن ماجه
Dari Ibnu Abbas dari Nabi Saw beliau bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah yang paling baik bagi keluargaku”. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

5. Manusia terbaik adalah yang pandai membela keluarganya dalam kebenaran:

ﻋﻦ ﺳﺮاﻗﺔ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﺟﻌﺸﻢ اﻟﻤﺪﻟﺠﻲ، ﻗﺎﻝ: ﺧﻄﺒﻨﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻘﺎﻝ: (ﺧﻴﺮﻛﻢ اﻟﻤﺪاﻓﻊ ﻋﻦ ﻋﺸﻴﺮﺗﻪ، ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺄﺛﻢ) رواه أبو داود

Dari Suraqah bin Malik bin Ju’syum al Mudliji ia berkata: Rasulullah Saw menyampaikan khutbah kepada kami dan bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang membela keluarganya selama itu bukan dosa”. (HR. Abu Daud).

6. Manusia terbaik adalah yang banyak diharapkan kebaikannya oleh orang lain sebab sering melakukan kebaikan:

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻗﻒ ﻋﻠﻰ ﻧﺎﺱ ﺟﻠﻮﺱ، ﻓﻘﺎﻝ: (ﺃﻻ ﺃﺧﺒﺮﻛﻢ ﺑﺧﻴﺮﻛﻢ ﻣﻦ ﺷﺮﻛﻢ؟ ﻗﺎﻝ: ﻓﺴﻜﺘﻮا، ﻓﻘﺎﻝ ﺫﻟﻚ ﺛﻼﺙ ﻣﺮاﺕ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺟﻞ: ﺑﻠﻰ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ، ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺑﺨﻴﺮﻧﺎ ﻣﻦ ﺷﺮﻧﺎ، ﻗﺎﻝ: ﺧﻴﺮﻛﻢ ﻣﻦ ﻳﺮﺟﻰ ﺧﻴﺮﻩ ﻭﻳﺆﻣﻦ ﺷﺮﻩ، ﻭﺷﺮﻛﻢ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺮﺟﻰ ﺧﻴﺮﻩ ﻭﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﺷﺮﻩ) رواه الترمذي وقال: حسن صحيح

Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Saw berdiri di tengah-tengah orang yang sedang duduk lalu bersabda: “Maukah kalian aku beritakan orang yang baik dan orang yang buruk?”. Para sahabat terdiam, sehingga Rasulullah Saw mengulanginya tiga kali. Berkata seseorang: Mau wahai Rasulullah Saw. Beritahukanlah kami orang yang baik dan orang yang buruk. Bersabda Rasulullah Saw: “Sebaik-baik kalian adalah yang diharapkan kebaikan darinya dan aman dari keburukannya. Dan seburuk-buruk kalian adalah yang tidak diharapkan kebaikan darinya dan tidak nyaman dari keburukannya”. (HR. Muslim).

7. Manusia yang terbaik adalah yang panjang umur dan tua dalam kebaikan:

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﺃﻻ ﺃﻧﺒﺌﻜﻢ ﺑﺧﻴﺮﻛﻢ؟» ، ﻗﺎﻟﻮا: ﻧﻌﻢ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ. ﻗﺎﻝ: «ﺧﻴﺎﺭﻛﻢ ﺃﻃﻮﻟﻜﻢ ﺃﻋﻤﺎﺭا، ﻭﺃﺣﺴﻨﻜﻢ ﺃﻋﻤﺎﻻ» رواه أحمد
Dari Abu Hurairah Ra ia berkata: bersabda Rasulullah Saw: “Maukah kalian aku beritakan orang yang terbaik dari kalian? “. Para sahabat menjawab: Mau wahai Rasulullah. Beliau bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan bagus amalannya”. (HR. Ahmad).

Demikianlah tujuh perkara yang menjadikan ahlinya sebagai sebaik-baik orang.
Dalam ketujuh perkara inilah kita diperintahkan untuk berlomba-lomba “Fastabiqul Khairaat”.

Walau demikian kita yang mengamalkannya tidak juga layak menganggap diri sebagai orang yang terbaik. Sebab perhatian kita lebih kepada diterimakah amalan kita di sisi-Nya? Orang yang diterima amalannya niscaya dimudahkan terus istiqamah dan melakukan ketaatan lainnya.
Selanjutnya keikhlasan merupakan syarat diterima amalan yang hanya didapatkan oleh mereka yang memurnikan ubudiyahnya kepada Allah Swt. Tidak terbetik di hatinya untuk membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

Ahmad Ar Rifa’i salah seorang ahli Tashawuf wafat tahun 578 H mengatakan dengan penuh tawadhuk kepada para sahabatnya yang layak untuk kita contohi, yaitu ketika beliau lihat mereka terlalu memuliakan dan mengagungkan dirinya:

“أنا لست بشيخ، لست بمقدّم على هذا الجمع. حُشرت مع فرعون وهامان إن خطر لي أني شيخ على أحد من خلْق الله، إلا أن يتغمدني الله برحمته، فأكون كآحاد المسلمين”.
Aku ini bukanlah seorang Syeikh, bukanlah seorang yang paling mulia dari kumpulan ini. Niscaya aku akan dihimpunkan bersama Firaun dan Haman sekiranya terlintas dalam benakku bahwa aku guru bagi seseorang makhluk Allah, kecuali Allah Swt mencucuri rahmatNya kepadaku, sehingga aku menjadi layaknya sebagai salah seorang muslim yang biasa.

Wallahu waliyyut Taufiq

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.