Hikmah

Berusahalah… Hormati Sunnatullah

Berusahalah… Itu perintah Allah. Anda bersusah payah dalam berusaha, selamat… Anda telah masuk ke dalam golongan mereka yang menghormati sunnatullah. “Telah Kami jadikan baginya pada setiap sesuatu ada sebabnya”. (QS. Al Kahfi: 84 ).

Proses ibu melahirkan bayi hingga mempertaruhkan nyawanya, merupakan sinyal penting bahwa kehidupan dunia penuh dengan usaha bahkan dimulai dari hari pertama lahir. Maka orang yang tidak berusaha, telah melakukan suatu kesalahan besar.

Tawwakal sejalan atau bertolak belakang dengan usaha?
Tawakkal yang diajarkan dalam Islam adalah menyatukan dua unsur: nyata dan ghaib. Usaha zhahir dan usaha batin. Secara fisik seseorang berusaha semampunya, namun di dalam hati ia berkata: inilah usahaku ya Allah, sedangkan ketentuan itu bersamaMu ya Rahman.

Seorang sahabat masuk ke dalam mesjid bertemu Rasulullah Saw:
Ya Rasulullah… unta saya di depan mesjid saya ikat lalu bertawakkal atau saya lepas dan saya bertawakkal kepada Allah?

Rasulullah Saw menjawab: “Ikatlah untamu lalu berserahlah kepada Allah”. (HR. At Tirmidzi dari Anas bin Malik).

Umar bin Khattab ketika haji bertemu para peminta-minta. Umar bertanya: Siapakah kalian? Mereka menjawab: Kami adalah orang-orang yang bertawakkal.
Umar menjawab: Kalian berbohong. Orang yang bertawakkal adalah yang menanam benih ke dalam tanah lalu dia berserah kepada Tuhannya. (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Muawiyah bin Qurrah).

Kalaulah doa saja cukup niscaya Rasulullah Saw tidak akan meninggalkan contoh usaha dan kerja keras dalam hidupnya karena beliau sangat mustajab doanya. Kenyataannya beliau tetap berusaha dan mengajarkannya kepada para sahabat untuk terus berusaha walau bagaimanapun sulitnya. Namun adakalanya ketika sempit usaha terbatas, di waktu itu sepenuhnya kita serahkan kepada Allah Swt. Rasulullah Saw dan Abu Bakar di dalam gua, tidak adalagi yang dapat mereka lakukan. Mereka sepenuhnya yakin bantuan akan datang dari Allah Swt. Dan benar bantuan selalu datang ketika usaha telah berada di batasannya.

Mukmin berusaha, kafir juga. Apa bedanya?
Yang membedakan kita dengan mereka adalah isi hati kita yang senantiasa berharap kepada Allah Swt tidak hanya sebatas usaha fisik yang zahir. Karena itu mukmin hasilnya selalu positif. Jika tercapai ia bersyukur, jika tidak ia tidak berputus asa tetap bersabar dalam makna yang positif. Keduanya adalah keberhasilan. Keduanya ada balasan di akhirat.

Wahai pemuda dan pemudi umat nabi Muhammad Saw.
Ingin punya pendapatan? Berusahalah. Berfikirlah secara rasional jika anda pemula, usaha masih kecil jangan harap pendapatan besar. Teruslah belajar agar pengalaman bertambah. Jalan akan Allah tunjukkan ketika kita mulai melangkah. Kemalasan menjadikan impian hanya sebatas angan-angan.

Comments

comments

Tentang Penulis

Dosen IAIN Langsa, Doktoral Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab Fikih) di Universitas Al Azhar - Mesir, Mudir dan Ketua Yayasan Pesantren Dar Faqih Qurani - Aceh Timur, Dewan Fatwa Nasional Jami'ah Al Wasliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.